Semalam di Sekolah


Siang itu Dinda merasa kurang bersemangat untuk melangkah ke mading sekolah melihat penjurusan yang akan dia lihat.
Dinda yang tengah asik duduk sendiri di hampiri Firdha teman 1 bandnya.
“Din ! udah lihat mading ?”
“belum, takut lihatnya, takut gak dapet jurusan yang di inginin”
“makanya lihat dulu ! masuk IPA noh !!”
“serius ?!” dengan langkah cepat Dinda menghampiri mading sekolah yang dikerumuni siswa, mirip lagi ngerumunin jajanan makanan.
“wah, alhamdulillah masuk IPA” senang Dinda dalam hati.
“Bagi semua siswa diharapkan masuk ke kelasnya masing-masing, karena akan ada sedikit pengumuman dari wali kelasnya” seru speaker pemberitahuan yang membuat pengang telinga.
“Din ayo ke kelas !” seru Ulya yang mengajak Dinda yang masih asyik baca mading.
Perasaan berbunga-bunga dirasakan Dinda saat itu, rasa tidak percaya dan senang campur aduk, mengingat Dinda dalam pelajaran biasa-biasa saja.
“Kelas kita disini ?” Lirih suara Ulya dengan suara agak takut.
“eh iya, kok disini ya ... “ disambung dengan Dinda.
“udah ayo masuk, jangan pada diem di depan kelas” ajak Maulida dan Yona.
Hampir lebih dari seminggu jarang sekali guru yang masuk, atau mungkin karena baru masuk sekolah jadi tidak begitu aktif Kegiatan belajar mengajarnya, jadi walhasil banyak yang pulang duluan.
“Din ..” panggil Ulya.
“iya, kenapa ?”
“minggu depan Ulya gak masuk, izin 4 hari, mau kemping”
“oh yaudah, hati-hati ya nanti, jangan lupa bawa perlengkapan, mandi, obat-obatan dan kawan-kawannya, okek ?”
“iya sayang, makasih yaa” Ulya yang langung memeluk erat Dinda begitu bahagia mempunyai sahabat seperti Dinda. Memang persahabatan Dinda dan Ulya membuat teman-temannya iri melihatnya, karena begitu erat tali persahabatan yang mereka rajut sejak SMP.
------
“Woy ada tugas kimia, dikumpulin sekarang !” Teriak Faisal sang ketua kelas.
“Gurunya mana Sal ?” tanya anak-anak.
“gak masuk, udah pada ngerjain” Faisal langsung pergi dengan tangan melambai.
Dinda yang tadinya asyik ngobrol, jadi gak asyik lagi, karena harus ngumpulin tugas.
“hah, tugas lagi, tapi gurunya jarang masuk” bisik suara hati Dinda sambil mencari-cari buku catatan Kimianya.
“Din.. ngerjain bareng yuk !” Teriak Yona, atau yang biasa di panggil Oyon, atau Yona SLTP yang mau nyaingin Yoona SNSD.
Lagi seru-serunya ngerjain Kimia tiba-tiba Ida diam sejenak membuat Dinda dan Yona SLTP bingung.
“Kenapa Da?” Tanya Oyon.
“Hmm ..” jawab singkat Ida dengan memandang penuh ke pojokan depan samping lemari.
Dinda memandang sebentar dan langsung mengalihkan pandangan matanya ke buku. Entah apa yang dia lihat.
“kenapa sih Da?” tanya penasaran Oyon.
“Yon, ngeliat sesuatu gak dibalik lemari?” tanya Ida dengan suaranya yang agak ngebass.
Yona langsung memusatkan semua energi dan otonya untuk melihat sesuatu di balik lemari. Dengan matanya yang agak belo, berubah jadi sipit.
“Eh ...” suara Oyon yang membuat Dinda langsung ikutan penasaran.
“Din, ngeliat itu gak ?” Tanya Ida lagi.
“Apaan?”
“Itu kayak bayangan Kepala sama tangan” Oyon menjelaskan dengan to the point.
“mana sih?” Dinda masih belum melihat, karena matanya yang udah agak gak jelas penglihatannya karena keseringan di depan komputer.
Dengan matanya, Dinda berusaha memperjelas penglihatannya dan hasilnya ...
“eh iya, ada ... ada ...” Dinda langsung berubah gagap mendadak.
Neng nong neng nong bel istirahat ke 2 berbunyi.
Ida dan Yona langsung ke masjid untuk sholat berjama’ah. Sedangkan Dinda, duduk manis di kursi nya yang dekat dengan lemari tersebut.
“Sal !!” Teriak Dinda yang pikirannya udah kacau karena bayangan tersebut.
“apa?” jawab Faisal sambil menghampiri.
Dinda langsung berbasa basi untuk membuat suasana pikirannya menjadi tenang. Tapi Dinda tidak bisa menyebunyikannya, tiba-tiba dia berkata ...
“Sal, denger suara anak perempuan gak?” tanya Dinda dengan suara ngebass membuat Faisal penasaran. Faisal langsung terdiam dan melihat Dinda tajam-tajam sambil menampakan wajahnya yang ketakutan.
“iya denger, ini suara dari mana ?”
Dinda hanya menggeleng kepala.
Lalalala hiks hiks suara perempuan yang semakin lama semakin kencang di telinga Dinda dan Faisal, lalu berubah suaranya
Lalalala huhuhuhu...
Faisal langsung berteriak, “Woy diem, denger suara perempuan gak ?” seantero kelas langsung diam dan memasang telinga baik-baik.
“eh iya denger, iya denger, ih ..” suara anak-anak yang langsung bergemuruh dan lari ketakutan keluar kelas.
Suasana kelas saat itu semakin seram, saat kelas itu tercium wangi pandan yang sangat menyengat dan hanya dikelas itu.
Dinda dan Faisal bertatapan dan lari keluar kelas dan hampir menabrak Ida dan Oyon.
Di depan kelas.
“Kenapa kelas kita jadi gini ya..” Tanya Faisal
“hmm, menurut cerita yang Dinda dapat dari alumni dan guru-guru disini, kelas ini memang seram“ Jawab Dinda dengan matanya yang menatap kosong ke dalam kelas.
“emang, gimana ceritanya?” Tanya Oyon.
“dulu saat kita kelas 1, yang masih moving class saat Mrs Atat ngajar kelas X .3 dikelas ini, dia merasa risih dengan kelas ini katanya dia merasa ada anak murid yang terus berlalu lalang dan saat ditanya siapa yang terus-terusan berlalu lalang, semua anak serempak bilang tidak ada yang berlalu lalang. Cerita selanjutnya, dulu sehabis pulang sekolah ada siswa yang selalu pulang sore untuk belajar di kelas ini, entah dia sakit atau kenapa, dia hilang dari sekolah dan setiap pagi dipapan tulis selalu ada tulisan Matematika, padahal sebelumnya tidak ada pelajaran matematika” jawab Dinda yang langsung membuat bulu kuduk mereka merinding.
“lalu, saat malam satpam sering patroli di sekolah, semua ruangan di hampiri, tapi tidak dengan ruangan ini”
“kenapa?” Tanya Ida.
“kursi diruangan ini sering bergerak sendiri, dan tiba-tiba gaduh layaknya ada orang yang sedang menggesernya”
“ih bulu kuduk Oyon langsung merinding udah ah entar kan kita sampai malam sambil nungguin Ulya sampai ke sekolah”
Hampir jam 6 Ulya baru sampai disekolah, lampu kelas tumben menyala. Untung Faisal membawa Senter untuk menerangi kelas sementara waktu, tapi ada bayangan putih di balik lemari.
Bayangan putih itu mengejar mereka hingga sampai ke tangga, dengan langkah cepat Oyon dan Dinda membuka gerbang sekolah yang ternyata sudah di kunci satpam. Akhirnya dipukul dengan Dinda Menggunakan sekop hingga akhirnya terbuka dan mereka melarikan diri.
Malam itu memang benar-benar sial, meskipun mereka berhasil melarikan diri, tapi ternyata..
“Sal, kemarin siapa yang belajar matematika disini? sampai meja dan kursi nya berantakan gini?” tanya anak-anak.



Moving Class : kelas berpindah , tidak punya kelas pasti.
To the point : langsung pada intinya.

*Cerita ini sebagian besar merupakan cerita asli dari pengarang.